Character Building : Pancasila (Laporan Kegiatan)


Perkenalkan, nama saya Ricky Fenton selaku Ketua Kelompok Character Building/Pancasila (Paud), dari Jurusan Food Technology, dan rekan saya, Jason Alexander, Andrew Setiawan, dan Arfiki Kenan. Kami semua adalah Binusian 2021.

Berikut adalah entri kegiatan kami selama berlangsungnya

Pertemuan pertama

Pada tanggal 18 Oktober 2017, kami sebagai kelompok 12 mulai melakukan survey tempat pengajaran paud di TK Abdi Siswa yang berada di Jalan Graha Bunga, Pd. Jagung Tim.,Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Banten. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 15 menit dari Binus University Alam Sutera dengan kendaraan dalam kondisi lancar di pagi hari. 

Pada saat tiba di tujuan, kami langsung disambut hangat oleh pegawai-pegawai sekolah dan anak-anak. Kami dibawa ke kantor kepala sekolah yang bernama Carolina Neneng, S.Pd. Kami menyapa, bersenyum, dan memperkenalkan diri, sekaligus menunjukkan maksud kedatangan kami, salah satu nya mengajarkan prinsip dasar pancasila. Terlinang pada wajah Ibu Carolina, tampak bahwa ini bukanlah kedatangan pertama sekelompok binusian untuk meminta kesempatan mengajar TK di sekolahnya tersebut. Kami memberikan berkas proposal yang telah ditanda-tangani Bpk. Christian Siregar (dosen Character Building Pancasila kami). Ibu Carolina sangat fleksibel dalam pemilihan jadwal kami untuk mengajar di TK Abdi Siswa. Saat kami melihat sekeliling lingkungan sekolah, anak-anak terlihat sangat antusias dengan kehadiran kami. Kami juga dijelaskan bahwa sekolah Abdi Siswa adalah sekolah musik sekaligus berbasis kristiani.





Pertemuan kedua

Pada tanggal 25 Oktober 2017, kami semua datang untuk pengajaran pertama kali di TK Abdi Siswa. Kelas dimulai pada pukul 7.20 tapi kami datang pada pukul 7.25 menit karena padat nya lalu lintas. Kami ditugaskan untuk mengajar kelas TK-B ditemani Ibu Dwi, selaku Wali Kelas dalam kelas tersebut. Ibu Dwi sangat menyambut kedatangan kami di kelas dengan senyum lebar, begitu pula dengan murid-murid dan teriakan bahagia mereka - menambah semangat kami untuk mengajar.

Pada pemebelajaran pertama, kami ditugaskan untuk mengajarkan anak-anak tentang alfabet. Jadi kami mempersiapkan kartu alfabet yang berwarna-warni agar anak-anak antusias belajar dan bermain. Sebagai imbalan, jika ada anak yang berhasil membuat kata dari kartu alfabet akan diberikan permen ataupun coklat. Namun Ibu Dwi kurang setuju dengan pemberian hadiah semacam permen ataupun coklat karena menurut Bu Dwi yang berbau makanan manis bisa membuat anak-anak sakit gigi ataupun sakit tenggorokan jika terlalu banyak dikonsumsi. 

Catatan Penting :
Kelas pada hari rabu dibagi menjadi dua, karena adanya pelajaran komputer yang berada di kelas yang berbeda. Pada sesi terakhir kelas diadakan kelas menggambar yang dipimpin oleh Kak Wayan. Performa anak-anak di kelas sangat berbeda. Para murid perempuan sangat antusias dan hati-hati mewarnai dengan krayon, sedangkan para murid laki-laki kebanyakan menggambar sesuka imajinasi mereka. Salah satu anak yang bernama Jaden, dia sangat tidak percaya diri karena terbiasa menggunakan tangan kiri dalam melakukan pekerjaannya.

Lalu setalah jarum jam menyentuh tepat pukul 9.00, kelas dibubarkan untuk sarapan dan kami diizinkan untuk mengucapkan pamit dan berterima kasih pada adik-adik. Jabat tangan kami dengan Bu Dwi mengakhiri kegiatan untuk hari ini.







Pertemuan ketiga

Pada tanggal 1 November 2017, kami kembali ke sekolah TK Abdi Siswa untuk memberikan materi yang kedua. Kami datang tepat pukul 7.00. Sebelum masuk kelas, seluruh murid TK berkumpul di lobby sekolah untuk bernyanyi dan berdoa. Mereka sembari bernyanyi riang dan memuji nama Allah melalui lagu-lagu rohani. Hal ini dilakukan setiap hari sebelum anak-anak memasuki kelas. 

Pada hari pengajaran kedua, kami ditugaskan untuk membantu Bu Dwi mengajar anak-anak menggabungkan kalimat dari kartu alfabet - melanjutkan materi pada pertermuan pertama. Sebagai hadiah untuk murid yang pintar, kami memberikan hadiah berupa pensil untuk keperluannya di kelas. Tampaknya, anak-anak sudah mulai mahir dalam membuat kata dari kartu alfabet. Kami juga mencoba untuk menghibur anak-anak dengan melakukan trik sulap dengan pensil, beberapa anak ikut mempraktekkannya. 

Setelah hadiah selesai dibagikan, seperti hari rabu umumnya, Kak Wayan datang untuk mengajarkan anak-anak menggambar. Kami juga ikut menemani anak-anak belajar menggambar menggunakan krayon. 












Pertemuan keempat

Pada tanggal 7 November 2017, kami datang ke sekolah seperti biasa pada pukul 7. Namun kali ini pengajaran jatuh pada hari kamis. Saat kami masuk kelas, kami terkejut karena wali kelas berbeda, ternyata bu Dwi sedang tidak bisa hadir di kelas. Pada hari ini, anak-anak bagikan kertas origami dan kami mengajarkan cara melipat untuk membentuk bentuk anjing, kucing, burung dan sebagainya sesuai perintah dari bu Dwi dari pertemuan sebelumnya. Hasil karya anak-anak sangat unik dan beragam, ada yang membentuk hewan anjing dengan mata dan ada juga dengan telinga yang besar. Setelah pelajaran melipat origami, anak-anak pun kami kumpulkan dan membentuk lingkaran besar di atas lantai dan kami pun mulai bernyanyi bersama. Sebelum bernyanyi, kami menceritakan dongeng dibalik lagu 'Lion King'. Tetapi, anak-anak tidak mendengarkan secara kondusif karena kebanyakan dari mereka mengaku sudah melihat filmnya belasan kali. Dengan modal gitar kecil alias ukulele, kami membimbing anak-anak menyanyikan lagu, ‘In The Jungle’, dan disusuli dengan lagu 'Naik Delman'. Tetapi anak-anak tidak terlalu antusias karena lebih memilih lagu-lagu yang sedang hits zaman sekarang seperti 'Ed-Sheeran'. 











Pertemuan kelima

Pada tanggal 6 Desember 2017, kami mengadakan lagi pengajaran untuk pertemuan terakhir. Kebetulan pada hari ini, sebagian anak-anak perempuan pergi untuk mengikuti latihan dance dan kami menunggu semua anak-anak menyelesaikan pelajaran komputer. 

Setelah anak-anak kembali ke kelas, kami menemani mereka belajar melukis bersama Kak Wayan. 






Anak-anak sangat antusias mengikuti arahan yang diberikan, karena mereka sangat senang menggambar dan mewarnai lilin natal.

Lalu pada akhir pelajaran, kami memberi anak-anak hadiah terakhir sebelum perpisahan. Hadiah berupa alat-alat tulis seperti pensil, penggaris, penghapus, dan lain-lain. Pada saat pembagian hadiah, ada anak-anak yang ingin mendapat 2 hadiah, tapi kami tegaskan bahwa kita harus adil ke sesama. Kebanyakan dari mereka mulai merasa sedih karena merasa tidak akan bertemu dengan kami lagi. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini